LAPORAN UJI ASAM LEMAK

       I.      Judul Praktikum          : Uji Asam Lemak
    II.      Waktu Praktikum        : 26 Oktober 2011
 III.      Tujuan Praktikum       :
·         Safonifikasi: jika lemak dan minyak dipisahkan  dengan alkali, asam lemak bebas, dan gliserol dilepaskan. Proses ini dikenal sebagi safonifikasi.
·         Pembentukan sabun: kelebihan alkali yang bereaksi dengan asam lemak yang di lepaskan membentuk garam natrium atau kalium yang memberikan karakteristik  sabun larut dalam air tetapi diendapkan oleh penambahan NaCl berlebih. Garam magnesium dan garam kalsium tidak larut dan bila sabun di campur dengan air sudah tidak berbusa.
 IV.      Teori Dasar :
Suatu asam lemak merupakan suatu rantai hodrokarbon dengan suatu gugusan karboksil terminal, telah diidentifikasi lebih dari 70 asam lemak yang tersedia di alam. Walaupun asam lemak berantai pendek, contohnya, asam lemak berantai empat-atau enam- adalah lazim ditemukan, namun triasilgliserolutama ditemukan pada tumbuh-tumbuhan memiliki asam lemak dengan jumlah atom karbon genap, dengan panjang 14 hingga 22 karbon. Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan ganda C=C dalam strukturnya, sementara asam lemak tidak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan ganda, yang kadang-kadang berada dalam konfigurasi geometris cis. Asam lemak tidak jenuh paling melimpah memiliki satu atau dua ikatan ganda (masing-masing, asam lemak monoenoat dan dienoat); namun, asam lemak olefinik dengan tiga (trienoat) dan empat (tetraenoat) ikatan ganda juga ditemukan secara alamiah (Armstrong, 1995).
Molekul asam lemak memiliki daerah hidrofobik dan daerah hidrofilik sekaligus. Dua sifat yang saling bertolak belakang dalam satu molekul inilah yang umumnya mendasari berbagai fungsi biologis lipid. Ekor hidrokarbon asam lemak cenderung saling berkumpul sedemikian rupa sehingga hanya sedikit saja berhubungan dengan air.. Sebaliknya, gugus karboksilnya, karena bersifat polar, cenderung untuk berhubungan dengan lingkungan sekitar yang terutama terdiri atas air (Gilvery and Goldstein, 1996).
Asam lemak adalah asam lemah. Apabila larut dalam air molekul asam lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+. Dalam hal ini pH larutan tergantung pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing-masing asam lemak. Rumus pH untuk asam lemah pada umumnya telah dikemukakan oleh Henderson-Hasselbach. Asam lemak dapat bereaksi dengan basa, membentuk garam.
Garam natrium atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut dalam air dan dikenal sebagai sabun. Sabun kalium disebut sabun lunak dan digunakan untuk sabun bayi. Asam lemak yang digunakan pada sabun pada umumnya adalah asam palmitat atau stearat. Minyak adalah ester asam lemak tidak jenuh dengan gliserol. Melalui proses hidrogenasi dengan bantuan katalis Pt atau Ni, asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam lemak jenuh, dan melalui proses penyabunan dengan basa NaOH atau KOH akan terbentuk sabun dan gliserol (Riawan, 1990).
Lipid memiliki reaksi kimia yang khas, antara lain:
a.      Hidrolisis
       Hidrolisis lipid seperti triasilgliserol dapat dilakukan secara enzimatik dengan bantuan lipase, menghasilkan asam-asam lemak dan gliserol. Sifat lipase pancreas dapat dimanfaatkan yang lebih suka memecahkan ikatan ester pada posisi 1 dan 3 daripada posisi 2 dari triasilgliserol (Harper, 1980).
b.      Penyabunan
       Hidrolisis lemak oleh alkali disebut penyabunan. yang dihasilkan adalah gliserol dan garam alkali asam lemak yang disebut sabun (Harper, 1980).
c.       Penguraian (kerusakan, ketengikan) lipid
        Ketengikan adalah perubahan kimia yang menimbulkan bau dan rasa tidak enak pada lemak (Harper, 1980). Penyebabnya antara lain auto oksidasi, hidrolisis dan kegiatan bakteri (Riawan, 1990).
    V.      Alat dan Bahan :
         VI. Cara kerja
             VII. Hasil pengamatan
                 a. Ekstrak minyak kemiri
              Pembahasan :
         Pada pengujian Saponifikasi kemiri setelah di tambahkan dengan KOH antara ekstrak dan KOH berada pada posisi bercampur/ menyatu. dan kemudian ditambahkan dengan aquades 5 ml dan dipanaskan selama 1 menit sehingga terjadi perubahan menjadi putih  keruh. Kemudian di tambahkan  HCl 5 tetes  terangkat .
            Selanjutkan di teruskan pada pembentukkan sabun dijenuhkan oleh NaCl seujung sendok teh asam lemak encer, cincin tipis berwarna putih keemasan. Setelah itu di tambahkan pula MgCl2  sehingga Terjadi pemisahan antara garam NaCl dengan asam lemak dari kemiri berupa butiran-butiran putih. 
         
         b. Mentega
             Pembahasan :
         Pada pengujian Saponifikasi mentega setelah di tambahkan dengan KOH antara minyak dan KOH berada pada posisi terpisah yakni KOH berada di bawahnya dan bagian atas minyak  jelantah dan kemudian ditambahkan dengan aquades 5 ml dan dipanaskan selama 1 menit sehingga terjadi perubahan menjadi kuning.  Kemudian di tambahkan  HCl 5 tetes  terangkat ke atas.
         Selanjutkan di teruskan pada pembentukkan sabun dijenuhkan oleh NaCl seujung sendok teh asam lemak terangkat dan mejadi jenuh (bersifat jenuh), kental, terdapat cincin tebal. Setelah itu di tambahkan pula MgCl2  sehingga terjadi endapan dan lemak menggumpal. 

         c. minyak jelantah
            Pembahasan :
         Pada pengujian Saponifikasi Minyak jelantah setelah di tambahkan dengan KOH antara minyak dan KOH berada pada posisi terpisah yakni KOH berada di bawahnya dan bagian atas minyak  jelantah dan kemudian ditambahkan dengan aquades 5 ml dan dipanaskan selama 1 menit. sehingga terjadi perubahan warna menjadi kuning kecoklatan. Kemudian di tambahkan  HCl 5 tetes dan asam lemak terangkat ke atas.
         Selanjutkan di teruskan pada pembentukkan sabun dijenuhkan oleh oleh NaCl seujung sendok teh , asam lemak terangkat (bersifat jenuh) warna encer, orizoin, tipis. Setelah itu di tambahkan pula MgCl2 3 tetes  sehingga garam larut dan bercampur dengan lemak, tidak ada endapan.








Previous
Next Post »
Thanks for your comment