HASIL PRAKTIKUM PRISTIWA IMBIBISI PADA BIJI

 JUDUL PRAKTIKUM              : PRISTIWA IMBIBISI PADA BIJI
TANGGAL PRAKTIKUM          : 03 April 2012
TUJUAN PRAKTIKUM             : Memahami pengaruh temperatur dan potensial osmosis
larutan yang diimbibisi terhadap peristiwa imbibisi yang terjadi pada biji tumbuhan
     I.        HASIL PENGAMATAN :
     Biji Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.). Peredaman 2 jam

II. PEMBAHASAN :
    Imbibisi merupakan penyusupan atau peresapan air kedalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang. Imbibisi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu temperatur/suhu, tekanan, kelembaban, pH, konsentrasi larutan dan potensial osmosis senyawa yang diimbibisi.
     Pada percobaan ini dilakukan penimbangan berat biji sebelum di rendam dan setelah di rendam selama 2 jam. Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa biji yang direndam dalam aquades mengalami penambahan berat, Penambahan berat tersebut disebabkan karena penyerapan air oleh biji kering menyebabkan terjadinya peristiwa imbibisi karena air masuk ke dalam biji melewati membran sel, serta adanya tarik menarik antar molekul-molekul air dengan molekul-molekul dinding sel atau plasma sel yang berukuran makromolekul seperti protein, amilum dan lain-lain yang disebut senyawa higroskopik sehingga plasma sel mengembang dan menyerap air. Sedangkan biji yang direndam pada larutan sukrosa rata-rata mengalami pengurangan berat. Hal ini dimungkinkan terjadinya plasmolisis yang disebabkan konsentrasi larutan yang di luar sel lebih pekat dari pada di dalam sel, sehingga beratnya berkurang karena zat di dalamnya keluar dari sel.
     Ada beberapa faktor yang menyebabkan ketidak akuratan data, salah satunya disebabkan oleh kurangnya perhatian praktikan terhadap percobaan misalnya kurangnya air yang mengakibatkan potensi air biji yang rendah akan menghambat proses imbibisi biji, dimana hal ini terjadi pada biji yang kering dan keriput. Selain itu juga dipengaruhi komponen absorbsi dan substratsi biji. Hal ini sesuai dengan literatur Davlin and Witham (1992) bahwa dua kondisi yang cocok yang diperlukan untuk terjadinya imbibisi yaitu: (1) gradien potensi air harus ada antara permukaan absorbsi dan imbibisi air dan (2) affinitter harus ada antara komponen absorbsi dan subtansi imbibisi.
III. PERTANYAAN :
1. Berapakah potensial osmosis dari masing-masing larutan yang digunakan?
    Jawab : Rumus menghitung potensial osmotik sukrosa:
                 Ψs =MiRT
                  M = molaritas dari larutan sukrosa
                     i = konstanta ionisasi , untuk sukrosa = 1
                   R = konstanta gas (0,0831 bar / derajat)
                   T = suhu absolute = ( C + 273 )
                 Diketahui suhu pengamatan merupakan suhu kamar : 27 derajat  C
                 Suhu absolute = 27 + 273 = 300
             a. Potensial Osmotic Akuades adalah
                 Suhu kamar Ψs = 0 x 1 x 0,0831 x (27 C+ 273)
                                         = 0
                 Suhu 40 Ψs = 0,5 x 1 x 0,0831 x (40 C+ 273)
                                    = 0
                 Suhu 60 Ψs = 0,5 x 1 x 0,0831 x (60 C+ 273)
                                    = 0
             b. Potensial Osmotic Sukrosa 0,5 M
                 Suhu kamar Ψs = 0,5 x 1 x 0,0831 x (27 C+ 273)
                                         = 12,465

                 Suhu 40 Ψs = 0,5 x 1 x 0,0831 x (40 C+ 273)
                                    = 13,005
                 Suhu 60 Ψs = 0,5 x 1 x 0,0831 x (60 C+ 273)
                                    = 13,836
             c. Potensial Osmotic Sukrosa 1 M
                 Suhu kamar Ψs = 1 x 1 x 0,0831 x (27 C+ 273)
                                         = 24,93
                 Suhu 40 Ψs = 1 x 1 x 0,0831 x (40 C+ 273)
                                    = 26,01
                 Suhu 60 Ψs = 1 x 1 x 0,0831 x (60 C+ 273)
                                    = 27,67
2. Pada larutan mana dan suhu berapa kecepatan imbibisi tertinggi dan terendah? Jelaskan mengapa                demikian!
    Jawab :
    Kecepatan imbibisi tertinggi terjadi pada larutan 1 M suhu kamar, yaitu 0,0000694 gr/detik. Sedangkan kecepatan imbibisi terendah terjadi pada larutan 0,5 M suhu 600 c. Hal itu disebabkan oleh suhu yang mempengaruhi kecepatan imbibisi, semakin tinggi suhu maka semakin rendah kecepatan imbibisinya.
3. Bisakah anda mengaplikasikan percobaan diatas pada kehidupan sehari-hari? Kira-kira kegiatan apa yang memerlukan pengetahuan ini?
     Jawab : 
   Bisa, contohnya pembuatan tauge dan bubur kacang. Kegiatan ini memerlukan pengetahuan, misalnya dalam pembuatan tauge harus direndam didalam air yang bersih tanpa terkontaminasi bahan apapun, sehingga konsentrasi tetap terjaga. Sedangkan di dalam pembuatan bubur kacang, kacang yang baru direbus tanpa gula agar proses imbibisi berjalan cepat. Jika diberi gula maka proses imbibisi berjalan lambat.
IV. KESIMPULAN :
     Imbibisi merupakan penyusupan atau peresapan air kedalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang. Imbibisi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu temperatur/suhu, tekanan, kelembaban, pH, konsentrasi larutan dan potensial osmosis senyawa yang diimbibisi.
   Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa biji yang direndam dalam aquades mengalami penambahan berat, Penambahan berat tersebut disebabkan karena penyerapan air oleh biji kering. Sedangkan biji yang direndam pada larutan sukrosa rata-rata mengalami pengurangan berat. Hal ini dimungkinkan terjadinya plasmolisis yang disebabkan konsentrasi larutan yang di luar sel lebih pekat dari pada di dalam sel, sehingga beratnya berkurang karena zat di dalamnya keluar dari sel.

Daftar Pustaka :
  • Salisburry, and Rose. 1995. Fsiologi Tumbuhan. Bandung: ITB
  • Team Pengajar. Penuntun praktikum fsiologi Tumbuhan. Prodi pendidikan Biologi
  • http://fheeyraredzqiiy.wordpress.com/2009/12/08/ imbibisi/. Diakses pada hari Sabtu, 07 April 2012
Previous
Next Post »
Thanks for your comment